Minggu, 14 Juni 2015

Pengangguran Di Indonesia

Penganguran
Pengangguran atau bisa kita sebut juga dengan tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah social lainnya.
            Semasa pemerintahan Orde Baru Suharto, pembangunan perekonomian mampu menambahkan beragam pekerjaan baru di pasar kerja Indonesia, yang dengan demikian mampu mengurangi angka pengangguran nasional. Sektor-sektor yang terutama mengalami peningkatan tenaga kerja (sebagai pangsa dari jumlah total tenaga kerja di Indonesia) adalah sektor industri dan jasa sementara sektor pertanian malah berkurang.
Pada tahun 1980-an sekitar 55 persen populasi tenaga kerja Indonesia bekerja di bidang pertanian, tetapi belakangan ini angka tersebut berkurang menjadi sekitar 40 persen. Namun, Krisis Keuangan Asia yang terjadi pada akhir tahun 1990-an (untuk sementara) merusak pembangunan ekonomi Indonesia dan menyebabkan angka pengangguran di Indonesia meningkat menjadi 20 dan angka tenaga kerja yang harus bekerja di bawah level kemampuannya (underemployment) juga meningkat. Sebagian besar tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan di daerah perkotaan pindah ke pedesaan dan bergabung dengan sektor informal (terutama di bidang pertanian). Walaupun Indonesia telah mengalami pertumbuhan makro ekonomi yang kuat dalam beberapa tahun belakangan dan boleh dikatakan Indonesia telah pulih dari krisis pada akhir tahun 1990-an itu, sektor informal ini – baik di kota maupun di desa - sampai sekarang tetap berperan besar dalam perekonomian Indonesia.
Walau agak sulit untuk menentukan jumlahnya secara pasti, diperkirakan sekitar 55 sampai 65 persen pekerjaan di Indonesia adalah pekerjaan informal. Saat ini sekitar 80 persen dari pekerjaan informal itu terkonsentrasi di wilayah pedesaan, terutama di sektor konstruksi dan pertanian.   
Jika kita lihat data yang bersumber dari BPS ( Bada Pusat Statistik ) dan Kementerian Kesejahteraan Rakyat maka diperoleh data dimana lebih dari 10 persen penduduk Indonesia atauh 29,89 juta jiwa masih berada dibawah garis kemiskinan. Kemiskinan tersebar dari desa sampai ibu kota. Masyarakat miskin menjadi tanggungan pemerintah dan kita bersama tentu dengan mengeluarkan mereka dari kemiskinan.
Sebenarnya apa yang menyebabkan kemiskinan tersebut. Sudahkah pemerintah dengan sekuat tenaga mengentaskan kemiskinan itu sendiri dengan sungguh – sungguh. Kita harus bertanya pada diri kita. Pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi. Data ILO ( International Labour Organization) disebutkan penganggur dengan usia dari 15 – 24 tahun mencapai 74,8 juta jiwa untuk Indonesia sendiri. 46,6 persen atau 55,7 juta angkatan kerja adalah dari kalangan yang hanya berpendidikan sekolah dasar (Kompas, 25/1).
Pengangguran menjadi masalah tatkala mampu menjadi penghalang dalam misi dan visi bangsa dalam membentuk masyarakat yang makmur dan sejahtera. Alih – alih mau sejahtera dan makmur akibat dari pengangguran itu sendiri maka masyarakat yang tidak punya pekerjaan jelas tak ada penghasilan akhirnya kemiskinan yang menimpa mereka.
Dunia dalam masa menenemukan jati diri mereka masing – masing. Era globalisasi seperti saat ini berlangsung menjadi bukti. Apakah mampu menjadikan bangsa dan negara melalui sumber daya manusianya ataukah tidak. Mampukah mengelola manusia yang begitu banyak dengan sumber daya alam yang melimpah seperti yang Indonesia miliki ataukah hanya kegagalan semata dalam pengelolaannya.
NO
Keterangan
2010
2011
2012
2013
2014
1
Tenaga kerja
116,527,546
119,399,375
120,320,000
120,170,000
121,870,000
2
Bekerja
108,207,767
111,281,744
113,010,000
112,760,000
114,630,000
3
Menganggur
8,319,779
8,117,631
7,310,000
7,410,000
7,240,000
Badan pusat Statistik (BPS)



Jenis-Jenis Pengangguran
1.      Pengangguran Normal adalah golongan angkatan kerja yang betul-betul tidak mendapatkan pekerjaan karena pendidikan dan keterampilan yang tidak memadai
2.      Pengangguran terselubung adalah golongan angkatan kerja yang melakukan pekerjaan tetapi hasilnya tidak mencukupi kebutuhan
3.      Pengangguran terbuka adalah golongan angkatan kerja yang betul-betul tidak mendapatkan kesempatan bekerja sehingga tidak mendapatkan penghasilan. Berikut pengangguran terbuka terbagi atas beberapa jenis sbb:
a.       Pengangguran friksinal adalah pengangguran yang terjadi karena atas perubahan dinamika ekonomi
b.      Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim sehingga mempengaruhi jumlah pekerjaan yang tersedia di beberapa industry seperti sector pertanian
c.       Pengangguran konjungtural adalah pengangguran yang terjadi karena berkurangnya permintaan barang dan jasa
d.      Pengangguran structural adalah pengangguran yang muncul akibat perubahan struktur ekonomi
e.       Pengangguran sukarela adalah pengangguran yang terjadi karena adanya orang yang sesungguhnya masih dapat bekerja tetapi dengan sukarela dia tidak mau bekerja lagi karena mungkin sudah cukup dengan kekayaan yang dimiliki
f.       Pengangguran deflasioner adalah pengangguran yang disebabkan karena lowongan pekerjaan tidak cukup untuk menampung pencari kerja
g.      Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang disebabkan karena kemajuan teknologi yakni pergantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin
Berikut ini cara mengatasi pengangguran tersebut:
1. Mengatasi pengangguran friksional dan   sukarela: 

- Menarik investor baru dengan cara deregulasi dan debiokratisasi  

- Memberikan bantuan pinjaman lunak dan bantuan lain untuk memacu kehidupan industri kecil

2. Mengatasi pengangguran konjungtural : 

- Meningkatkan daya beli masyarakat  

- Mengatur bunga Bank agar tidak terlalu tinggi 

3. Mengatasi pengangguran struktural : 

- Menyediakan lapangan kerja  

- Mengadakan pelatihan tenaga kerja  

- Menarik investor 

4. Mengatasi pengangguran musiman : 

- Pelatihan ketrampilan lain selain bidang yang sudah digeluti  

- Menginformasikan lowongan kerja yang ada disektor lain kepada masyarakat

5. Mengatasi pengangguran deflasioner : 

- Pelatihan tenaga kerja  

- Menarik investor baru  

6. Mengatasi pengangguran teknologi : 


- Pengenalan teknologi yang ada sejak usia dini Pelatihan tenaga pendidik untuk menguasai teknologi baru yang harus disampaikan pada anak