Sampai hari ini berbagai masalah pembangunan di Indonesia
menjadi bahan pembicaraan yang sangat hangat di media-media nasional maupun
internasional. Disini penulis akan banyak mengungkapkan berbagai penyebab
masalah pembangunan. Terdapat lima pokok permasalahan yang akan dibahas
dan menjadi alasan mengapa masih ada masalah pembangunan di Indonesia?. Lima
poko tersebut antara lain mengenai :
1. Ketimpangan
antar kawasan
Pembangunan ekonomi yang selama ini telah
menghasilkan pertumbuhan yang cukup tinggi. Badan Pusat Statistik mencatat
bahwa hingga kuartal III 2011 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka 6,5
persen. Tetapi pada kenyataannya pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu belum sepenuhnya
dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Masalah ketimpangan ekonomi
antar kawasan menjadi salah satu penyebabnya. Ketimpangan pembangunan
terutama terjadi antara Jawa–luar Jawa, antara kawasan barat Indonesia –kawasan
timur Indonesia, serta antar kota-kota dan antara kota–desa Di Indonesia ada
daerah administratif yang kemudian dikenal sebagai propinsi, kabupaten/kota,
kecamatan, dan desa. Daerah yang paling tepat untuk keperluan pembangunan
daerah, tetapi justru kurang dikembangkan di berbagai negara (Soepono,
1999). Kesenjangan antar yang semakin besar disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain (Williamson) :
1.
Adanya migrasi tenaga kerja antar
daerah yang bersifat selek
2.
Adanya migrasi modal antar daerah yang
kemudian menjadi daya tarik bagi investor pada daerah lain
3.
Perbedaan pembangunan sarana publik
yang lebih padat sehingga memicu terjadinya kesenjangan dan ketimpangan antar
daerah
4.
Antar daerah kurang adanya keterkaitan
yang menyebabkan penyebaran proses pembangunan menjadi kurang merata.
2. Wilayah
Perbatasan yang Terpencil dan Kondisinya Masih Terbelakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan
garis pantai sekitar 81.900 kilometer memiliki wilayah perbatasan dengan
beberapa negara baik perbatasan darat maupun laut. Perbatasan Indonesia
tersebar di tiga pulau, empat provinsi dan 15 kabupaten/kota. Jika
kita ketahui lebih jauh wilayah perbatasan Indonesia memiliki potensi sumber
daya alam yang cukup besar, serta merupakan wilayah yang sangat strategis bagi
pertahanan dan keamanan negara. Namun demikian, pembangunan di beberapa wilayah
perbatasan tersebut masih sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan
pembangunan di wilayah negara tetangga. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang
tinggal di daerah ini umumnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan kondisi
sosial ekonomi warga negara tetangga. Perlu kita sadari masih kurang mencukupi
keberpihakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam pembiayaan
pembangunan, terutama untuk pembangunan sarana dan prasarana ekonomi di
wilayah-wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil. Lihat saja perbatasan
Malaysia-Indonesia seperti Entikong, pembangunan sarana dan prasarana untuk
mensejahterakan penduduk di wilayah itu seakan berjalan sendiri-sendiri.
Efeknya kondisi penduduknya sangat memprihatinkan. Bahkan entikong lebih
bergantung pada Malaysia. Seakan-akan pemerintah kita tidak berbuat apa-apa.
Seharusnya pemerintah perlu melakukan proses pengembangan wilayah perbatasan
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi melalui sektor-sektor unggulan daerah
(misalnya potensi pariwisata).
3. Rendahnya
penyerapan informasi di daerah perbatasan
Masyarakat di perbatasan sering berada dalam
keadaaln yang penuh dengan keterbatasan. Mulai dari keterbatasan perhubungan,
perekonomian, kesehatan dan akses informasi. Dalam persaingan global yang
semakin ketat ini, informasi mempunyai suatu nilai penting untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi serta mewujudkan daya saing suatu bangsa . Beberapa masalah
yang dihadapi Indonesia antara lain: masih terbatasnya ketersediaan
infrastruktur penyedia sarana informasi yang sampai saat ini penyediaannya
belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di daerah terpencil; tidak
meratanya penyebaran infrastruktur penyedia sarana informasi dengan konsentrasi
yang lebih besar di wilayah barat Indonesia, yaitu sekitar 86 persen di Pulau
Jawa dan Sumatera, dan daerah perkotaan; masih rendahnya kemampuan masyarakat
Indonesia untuk mengakses informasi pada akhirnya menimbulkan kesenjangan
teknologi dengan negara lain.
4. Rendahnya
kualitas sumber daya manusia Indonesia
Tidak dapat dipungkiri adanya sumber daya
manusia (SDM) merupakan subyek dan sekaligus obyek pembangunan. Pembangunan SDM
dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu kualitas, kuantitas, dan mobilitas
penduduk. Kualitas SDM Indonesia dilihat dari Indeks Pembangunan Manuasia
(IPM), masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga ASEAN.
Rendahnya kualitas SDM Indonesia menyebabkan rendahnya produktivitas dan daya
saing dalam berkompetisi dan merupakan tantangan besar yang harus dihadapi
untuk kedepannya. Berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah untuk
meningkatkan SDM Indonesia agar menjadi lebih. Kriteria SDM yang berkualitas
ditandai dengan meningkatnya kesehatan serta pendidikan setiap individu.
5. Korupsi
terhadap anggaran pembangunan
Anggaran pembangunan yang tinggi akan rentan
dikorupsi oleh pihak-pihak yang terkait. Banyak masalah yang bergulir dari
pengelolaan dan penggunaan anggaran percepatan pembangunan yang seakan hilang
tak ada informasi tak jelas kemana peruntukan anggaran tersebut Praktek korupsi
anggaran proyek pembangunan akan berdampak buruk pada infrastruktur dan proses
pembangunan dalam negeri. Tingkat kebocoran anggaran dan dana pembangunan
selalu terjadi peningkatan. Dari masa
Orde Baru, alm Prof. Sumitro Djojohadikusumo mensinyalir kebocoran anggaran
30%. Kebocoran dan korupsi dana pembangunan ini menjadikan alokasi dana
pembangunan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Tujuan pembangunan yaitu
meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi terhambat. Penelitian dari Murphy,
Shleifer, dan Vishny (1991) menunjukkan bahwa negara-negara yang
banyak aktivitas korupsi atau “rent seeking activities”-nya cenderung
lambat pertumbuhan ekonominya. Pandangan ini lebih mudah dipahami, karena
adanya korupsi berarti ada biaya lain-lain, atau akan mempersulit suatu
aktivitas ekonomi, yang akibatnya bisa meninggikan biaya atau memperkecil minat
untuk melakukan investasi sehingga mengganggu kelancaran pertumbuban ekonomi.
KRITIK DAN SARAN
A.
Kritik
Kita sudah 70 tahun merdeka,
mengapa pembangunan ekonomi Indonesia masih terpusat di pulau jawa saja,
padahal Negara Indonesia ini bukan cuman di wilayah jawa saja, tapi dari sabang
sampai merauke. Kalu terjadi seperti ini dan pemerintah tidak bertindak akan
menyebabkan pemisahan wilayah seperti banyak wilayah-wilayan Indonesia yang
memishkan diri untuk membuat Negara sendiri,hingga wilayah Indonesia cuman
tinggal wilayah jawa saja.
B.SARAN
Pemerintah seharusnya dalam hal ini harus lebih menaruh
perhatian pada wilayah-wilayah pedesaan yang kurang mendapat perhatian
pembangunan dari pemerintah yang mengakibatkan kurang meratanya pembangunan di
daerah pedesaan. Pemerintah juga diharapkan mengusahakan pembangunan secara
maksimal dengan membuat kebijakan-kebijakan yang dapat menunjang kearah
pembangunan yang lebih baik. Merancang perencanaan pembangunan yang tidak hanya
dilakukan di daerah perkotaan saja, tetapi juga untuk daerah pedesaan atau pelosok
juga.
http://duniabembi.blogspot.co.id/2013/04/faktor-penyebab-ketimpangan-pembangunan.html